Senin, 09 April 2012

71-INTO THE FIRE

71 TENTARA PELAJAR DALAM 1 MISI*


 

Movie                           : 71Into the Fire
Romaji                         : Pohwa Sokeuro
Director                        : John H. Lee
Writer                          : John H. Lee, Lee Man-Hee, Kim Dong-Woo
Producer                      : Jung Tae-Won, Choi Myung-Ki, Kim Jong-Hyun
Cinematographer          : Choi Chan-Min
Release Date                : June 16, 2010
Runtime                        : 120 min.
Production Company    : Taewon Entertainment
Distributor                    : CJ Entertainment



SINOPSIS

Masih tentang perang suadara Juni 1950 yang membawa banyak kisah heroik. Latar belakang dari kisah nyata tentang 71 tentara pelajar yang harus mendapatkan wajib militer berjuang untuk melawan Korea Utara di garis pertahanan paling belakang. Didepan Sekolah Menengah Putri Pohang 71 tentara pelajar ini mereka belajar tentang perang, kebengisan, kekuatan dan pengorbanan.
Dalam film ini, pasukan Korea Utara dipimpin oleh Komandan arogan Park Mu Rang (Cha Seung-won), dan pasukan Korea Selatan dipimpin oleh Kang Kapten penakut Dae Suk (Kim Seung-woo). Kap ku Jo (kwon Sang-woo) dan Oh Jung Bum (Choi Seung-hyeon) adalah dua siswa di antara 71 prajurit siswa.

 

Pada awal perang Oh Jung Bum harus mengalami kenyataan tragis dimana dia harus melihat orang yang dia sayang terbunuh oleh tentara Korea Utara di depannya. Saat akhirnya dia bisa menyelamatkan orang tersebut, kematian adalah harga mati hingga dia harus mengalami penderitaan batin. Di sisi lain, pasukan Korea Utara terlihat terus melanjutkan dan turun ke selatan dan menyusun hingga kota Pohang.
Pasukan yang mulai habis akhirnya pihak militer mengirim 71 pelajar yang akhirnya harus menjadi tentara di garda belakang. Di depan sekolah menengah Putri di Pohang pun menjadi medan perang dimana 71 siswa-tentara ditempatkan di sana. Oh Jung Bum pun terpilih menjadi pemimpin batalyon dan akhirnya. Di depan sekolah menengah Putri di Pohang pun menjadi medan perang dimana 71 siswa-tentara ditempatkan di sana. Komandan Kang harus meninggalkan mereka untuk pergi berperang di perbatasan Sungai Nak-Dong, sebuah yang pertempuran lebih penting.
Jung Bum bukan tipe gung-ho, bagaimanapun, dia sangat berhati-hati dan bertanggung jawab. Di kalangan mahasiswa, satu-satunya orang yang memiliki pengalaman dalam membunuh orang lain adalah Ku Kap Jo, ”troublesome gangster”. Konflik terjadi karena Ku Kap Jo tidak menyukai kenyataan bahwa seorang anak muda yang naif tampak sedang mencoba untuk memimpin prajurit siswa. Dibebani dengan perintah, dan menghadapi dengan penawaran Mu Rang yang menarik, Jeong Bum dipenuhi dengan rasa takut dan keraguan diri, tetapi berhasil memimpin siswa lainnya.

 

Satu misi yang membuat kita terhenyak karna kegigihan 71 tentara pelajar ini. Bahwa mereka belajar dari kondisi yang akhirnya mencuatkan semngat pantang mundur dengan strategi yang dipimpin oleh Jung Bum untuk melawan Korea Utara. Merasakan bagaimana ketakutan di depan medan perang, menggigil dalam lesatan peluru dan setiap detik harus melihat kenyataan pelajaran lain meninggal. Pengorbanan setiap siswa yang dibalut dengan kenyataan tragis yang realistis membuat Jung Bum dan Ku Kap Jo rela untuk menjadi yang terakhir memperjuangkan Korea Selatan. Meskipun mereka meninggal dalam api peperangan, mereka berhasil menyelamatkan kota Pohang.

PENDAPAT
Berdasarkan sejarah nyata, film ini menggambarkan secara halus pertempuran sengit tentara pelajar remaja yang terjatuh ke dalam karena mereka berjuang untuk melindungi garis pertahanan terakhir dengan sendirinya ketika berada di bawah serangan mendadak serta emosi mereka dan konflik mereka mengalami perang-orang dewasa.
 

Awalnya saya agak ragu dengan kualitas film ini karena dari awal penokohan yang dibangun kurang kuat, bagi orang yang suka dengan detail film, saya rasa akan menjadi antiklimaks namun saya coba untuk menyelesaikan film ini. Ada sedikit kekawatiran bahwa afilm ini akan menjadi tiruan dari Film Legendaris The Brotherhood of War. Namun ternyata ada sisi lain dari film ini yang diangkat. Fokus pada kisah nyata tentara pelajarmenurut saya memberikan nilai humanisme yang lebih.
Secara cinematografi film ini akan memuaskan mata, efek suara pun sudahmampu mengetarkan hati namun sayangf pembentukan darmatikalnya masih kurang apalagi soundtrack yang ada dalam film ini hanya sedikit.
Direktur film ini, Lee Jae-han, yang sebelumnya mengarahkan “A Moment to Remember” dan “Sayonara Itsuka”. Kedua film tersebut dapat dikategorikan dalam genre mellow dan romantis. Meskipun ini adalah pertama kalinya ia menyutradarai film Perang Korea, tetapi ia berhasil melakukannya. Film ini telah dijual ke Inggris, Jerman, Swiss, Singapura, Mongol, Amerika Serikat, dan Jepang. Sejarah Perang Korea dikenal oleh banyak negara asing tetapi melihat film ini dapat memberikan perspektif baru ini bagian dari sejarah karena lebih memfokuskan pada tentara pelajar.
PENILAIAN
A (Sangat Bagus)

 

 FILM FESTIVALS

2010 (30th) Hawaii International Film Festival – October 14-24 – Closing Film
2010 (5th) The London Korean Film Festival – November 5-23

AWARDS
 

Korean Wave Popularity Award (T.O.P) – 2010 (47th) Daejong Film Awards
Best New Actor (T.O.P) – 2010 (31th) Blue Dragon Film Awards
Most Popular Stars (T.O.P) – 2010 (31th) Blue Dragon Film Awards

*”Into the Gunfire” berdasarkan cerita nyata dari 71 siswa yang berperang melawan ratusan tentara Korea Utara didepan Sekolah Menengah Putri Pohang selama Perang Korea. Daerah penting untuk perthanan adalah di perbatasan sungai Nakdong. Sebuah surat ditemukan dari salah seorang ”71 deceased soldiers” yang menginspirasikan film ini.

Tidak ada komentar: